PHA3M -- Kota Mekkah dan Madinah masih dianggap sebagai kota dengan jumlah kunjungan orang asing tertinggi di dunia setiap tahunnya. Betapa tidak, dua kota yang dikenal sebagai Tanah Suci itu, setiap tahunnya dikunjungi ribuan, bahkan jutaan umat Muslim dari penjuru dunia untuk menunaikan ibadah haji dan umrah, serta ziarah ke makam Rosulullah Muhammad SAW.
Menurut catatan Kementerian Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi tahun 2012, jumlah jemaah haji yang datang ke Mekkah dan Madinah sekitar 2,9 juta orang. Pada bulan suci Ramadan 1433 Hijriah, jumlah jemaah umrah mencapai 4,8 juta. Jumlah itu belum termasuk jemaah umrah di bulan-bulan lainnya.
Otoritas setempat mencatat jumlah total jemaah haji dan umrah pada tahun 2012 lebih dari 10 juta orang.
Pertumbuhan jumlah kunjungan ke Kota Mekkah dan Madinah terus meningkat setiap tahunnya. Angka pada 2012 meningkat tajam dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 2004 daan 2005, rata-rata jumlah kunjungan jemaah umrah mencapai 5 juta orang, dan haji 2,1 juta jemaah.
Sedangkan pada 2010, angka kedatangan jemaah haji dan umrah di dua kota suci itu tercatat resmi sekitar 8,7 juta jemaah.
Fakta ini jelas memberikan manfaat ekonomis tidak hanya bagi pemerintah Arab Saudi, tapi juga warga sekitar. Para ekonom memperkirakan, pemerintah Arab Saudi meraup ratusan triliun rupiah setiap tahunnya, dari pelayanan haji dan umrah.
Pemerintah Arab Saudi sendiri tak menampik keuntungan ekonomis yang diperoleh dari pengelolaan haji dan umrah. Selain besarnya devisa yang masuk, perputaran uang yang tinggi juga semakin meningkatkan taraf hidup warga sekitar.
Kepala Komisi Transportasi, Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi, Dr Ali Hasan Al Nagur menyebutkan angka sekitar 30 miliar Riyal, atau setara Rp76,5 triliun yang diperoleh Pemerintah Arab Saudi pada kurun waktu 2004-2005.
Keuntungan itu terus meningkat dua kali lipat pada musim haji tahun 2011. Arab Saudi berhasil memperoleh keuntungan mencapai 62 miliar Riyal, atau Rp165 triliun.
"Pelayanan bagi jemaah haji dan umrah dalam jumlah besar tentu saja membuka lapangan pekerjaan yang besar pula bagi warga Saudi," ujar Ali Hasan dilansir Arabnews.
Banyaknya investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan layanan haji dan umrah, sudah tentu bisa menggenjot ekonomi dengan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Salah satu yang kini sudah berjalan adalah layanan penyediaan air Zamzam bagi jemaah. Sektor ini menyerap ribuan tenaga kerja lokal.
Belum lagi sektor jasa lainnya, seperti penginapan, katering yang menghasilkan keuntungan 3 miliar Riyal, atau sekitar Rp7,5 triliun. Sementara di sektor transportasi mampu meraup laba hingga 5 miliar Riyal, atau sekitar Rp12,5 triliun. Demikian pula bisnis suvenir, parfum, sajadah, karpet hingga perhiasan yang tak kalah menggiurkan.
Dengan fakta tersebut, tidak berlebihan jika Mekkah dan Madinah dinobatkan sebagai kota dengan tingkat kunjungan orang asing tertinggi setiap tahunnya. Apalagi, jumlah jemaah haji dan umrah akan terus bertambah setiap tahunnya. Tentu saja, tingginya jumlah kunjugan orang asing itu memberi berkah tersendiri bagi warga Mekkah dan Madinah. (*)
Menurut catatan Kementerian Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi tahun 2012, jumlah jemaah haji yang datang ke Mekkah dan Madinah sekitar 2,9 juta orang. Pada bulan suci Ramadan 1433 Hijriah, jumlah jemaah umrah mencapai 4,8 juta. Jumlah itu belum termasuk jemaah umrah di bulan-bulan lainnya.
Otoritas setempat mencatat jumlah total jemaah haji dan umrah pada tahun 2012 lebih dari 10 juta orang.
Pertumbuhan jumlah kunjungan ke Kota Mekkah dan Madinah terus meningkat setiap tahunnya. Angka pada 2012 meningkat tajam dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 2004 daan 2005, rata-rata jumlah kunjungan jemaah umrah mencapai 5 juta orang, dan haji 2,1 juta jemaah.
Sedangkan pada 2010, angka kedatangan jemaah haji dan umrah di dua kota suci itu tercatat resmi sekitar 8,7 juta jemaah.
Fakta ini jelas memberikan manfaat ekonomis tidak hanya bagi pemerintah Arab Saudi, tapi juga warga sekitar. Para ekonom memperkirakan, pemerintah Arab Saudi meraup ratusan triliun rupiah setiap tahunnya, dari pelayanan haji dan umrah.
Pemerintah Arab Saudi sendiri tak menampik keuntungan ekonomis yang diperoleh dari pengelolaan haji dan umrah. Selain besarnya devisa yang masuk, perputaran uang yang tinggi juga semakin meningkatkan taraf hidup warga sekitar.
Kepala Komisi Transportasi, Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi, Dr Ali Hasan Al Nagur menyebutkan angka sekitar 30 miliar Riyal, atau setara Rp76,5 triliun yang diperoleh Pemerintah Arab Saudi pada kurun waktu 2004-2005.
Keuntungan itu terus meningkat dua kali lipat pada musim haji tahun 2011. Arab Saudi berhasil memperoleh keuntungan mencapai 62 miliar Riyal, atau Rp165 triliun.
"Pelayanan bagi jemaah haji dan umrah dalam jumlah besar tentu saja membuka lapangan pekerjaan yang besar pula bagi warga Saudi," ujar Ali Hasan dilansir Arabnews.
Banyaknya investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan layanan haji dan umrah, sudah tentu bisa menggenjot ekonomi dengan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Salah satu yang kini sudah berjalan adalah layanan penyediaan air Zamzam bagi jemaah. Sektor ini menyerap ribuan tenaga kerja lokal.
Belum lagi sektor jasa lainnya, seperti penginapan, katering yang menghasilkan keuntungan 3 miliar Riyal, atau sekitar Rp7,5 triliun. Sementara di sektor transportasi mampu meraup laba hingga 5 miliar Riyal, atau sekitar Rp12,5 triliun. Demikian pula bisnis suvenir, parfum, sajadah, karpet hingga perhiasan yang tak kalah menggiurkan.
Dengan fakta tersebut, tidak berlebihan jika Mekkah dan Madinah dinobatkan sebagai kota dengan tingkat kunjungan orang asing tertinggi setiap tahunnya. Apalagi, jumlah jemaah haji dan umrah akan terus bertambah setiap tahunnya. Tentu saja, tingginya jumlah kunjugan orang asing itu memberi berkah tersendiri bagi warga Mekkah dan Madinah. (*)
0 comments:
Posting Komentar