Senin, 26 Juni 2017

Tahu Gak? Liburan Lebih Berharga Ketimbang...











PHA3M -- Sedang memikirkan hendak beli hadiah ulang tahun apa untuk anak Anda?

Ternyata, anak-anak mungkin tak tertarik dengan hadiah berwujud benda. Mereka lebih bersemangat membayangkan pergi liburan bersama keluarga.

Begitu kira-kira hasil 2017 Kidpinion Travel Survey yang dilakukan HomeAway dan majalah FamilyFun, seperti dilansir Parents.

Sebanyak 43 persen responden anak mengatakan mereka lebih memilih pergi liburan daripada hadiah berupa benda saat ulang tahun. Sebaliknya, hanya 38 persen anak yang memilih materi.

Ternyata anak-anak juga menganggap pengalaman adalah hal yang lebih berharga ketimbang materi. Buktinya, 46 persen anak dalam survei mengaku pergi ke tempat yang belum pernah mereka kunjungi, atau mencoba hal-hal baru merupakan aktivitas favorit kala liburan.

Hal ini sejalan dengan temuan bahwa 87 persen orang tua yang disurvei menyatakan bahwa anak-anak juga memegang peranan dalam merencanakan liburan. Bahkan 13 persen di antaranya menyatakan anak-anak lah yang menjatuhkan pilihan tujuan liburan.

"Waktu liburan adalah saat terciptanya kisah-kisah seputar keluarga, dan saat anak-anak dilibatkan dalam perencanaannya sejak awal, Anda telah mengawali dasar memori yang akan bertahan seumur hidup," ujar kepala editor FamilyFun, Elizabeth Shaw dalam rilisnya.

Uniknya, pilihan destinasi liburan anak juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka. Teman, adalah faktor yang paling memengaruhi pilihan destinasi. Selain itu, selebritas, instagram, televisi dan film juga menyumbang pengaruh.

Namun, tak perlu khawatir karena biasanya anak dan orang tua punya visi liburan yang serupa. Keduanya lebih memilih menyewa properti sebagai akomodasi liburan.

Menurut 63 persen orang tua, akomodasi dengan tempat tidur yang cukup untuk seluruh anggota keluarga adalah prioritas saat memilih tempat menginap. Sementara anak-anak berpendapat memiliki kamar sendiri saat liburan adalah hal penting.

Soal destinasi liburan, baik anak maupun orang tua berpendapat pulau pribadi, kastil, atau rumah pohon adalah tiga pilihan tempat menginap yang jadi prioritas. Tak lupa, akomodasi harus memiliki fasilitas kolam renang.

Mengenai siapa saja yang ikut serta, hampir sepertiga anak-anak yang disurvei berpendapat liburan yang ideal juga menyertakan hewan peliharaan, sepupu, atau kakek dan nenek mereka. Sementara lebih dari setengah anak-anak juga ingin mengajak teman-teman mereka ikut serta.

Juru bicara HomeAway, Melanie Fish mengungkapkan, mayoritas anak-anak tak keberatan mengikuti aturan yang lebih relaks saat liburan. Mereka ingin bangun lebih siang dan diperbolehkan makan junk food yang biasanya diharamkan orang tua.

"Asumsi tentang liburan biasanya, orang tua ingin ketenangan sementara anak-anak menginginkan petualangan yang mendebarkan. Tapi survei kami tidak menunjukkan itu. Anak dan orang tua sama-sama menginginkan sedikit petualangan dan relaksasi," papar Fish.

Jika Anda dan pasangan masih mempertimbangkan perlu atau tidaknya berlibur, berikut beberapa alasan mengapa sebaiknya anak diajak berlibur bersama.

Berlibur lebih baik daripada membelikan anak mainan. Sudah harganya tak murah, bisa jadi ia sudah bosan memainkannya dalam waktu sepekan. Sementara jika anak diajak berlibur, ia akan menyimpannya dalam memori.

"Liburan keluarga sangat bernilai bagi anak, baik saat itu berlangsung, pun setelahnya. Jadi saat Anda akan mengeluarkan anak, sudah jelas mana opsi yang lebih masuk akal," ungkap psikolog dan penulis Oliver James dilansir Telegraph.

Melancong adalah pengalaman yang baik efeknya untuk perkembangan otak anak. Begitu kata psikoterapis anak Dr. Margot Sunderland. Saat mengeksplorasi alam atau kota baru, ada banyak area kritis dalam otak yang menjadi aktif. "Ini melatih bagian otak yang dilibatkan dalam fungsi kognitif, kecerdasan sosial, dan perilaku fokus dan bertujuan yang bisa bertahan seumur hidup," jelas Dr. Sunderland.

Selain itu, liburan juga bisa jadi momen untuk meredakan stres, tak hanya bagi orang tua, tapi juga anak. "Hubungan yang baik dapat tercipta dengan adanya interaksi antar anggota keluarga, asalkan kondisinya tidak diselimuti rasa stres," jelas Dr. Lotte Bailyn. (sumber)

Home | UD Paju Marbun | Sultan Group | IMECH | BeritaDekhoCom | TobaPosCom | KBAA

0 comments:

Posting Komentar

Featured News

PHA3M Home | UD Paju Marbun | Sultan Group | IMECH | BeritaDekhoCom | TobaPosCom | © 2014 - Designed by Templateism.com, Distributed By Templatelib