Jumat, 25 Agustus 2017

Wukuf: Bagaimana Nasib Jemaah yang Mengalami Gangguan Jiwa?

PHA3M --  Setidaknya sudah ada 22 jemaah haji yang mengalami gangguan psikis atau kejiwaan sejak kedatangan kloter pertama 28 Juli 2017. Hingga kini, mereka masih menjalani rawat inap psikiatri di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah.

"Mereka masuk dalam kategori kode biru yang akan dibadalhajikan," kata Penanggungjawab Safari Wukuf KKHI, dr Andi Poernama Timoer, Kamis 24 Agustus 2017.

Menurut Andi, jemaah yang mengalami gangguan kejiwaan memang secara otomatis akan dibadalkan hajinya karena wajib hajinya sudah gugur karena tidak berakal sehat.

Dijelaskan Andi, jumlah jemaah dalam kategori lain yang akan dibadalhajikan masih terus didata. Namun dapat dipastikan mereka yang tergolong dalam kriteria sakit berat akan dibadalhajikan.

Sementara jemaah yang masuk dalam kategori sakit sedang akan diikutkan dalam program safari wukuf. Jemaah sakit sedang adalah jemaah dengan kode kuning. Lalu jemaah dengan kode hijau atau masuk dalam kategori sakit ringan akan dikembalikan ke kloter dan menjadi tanggung jawab kloter untuk mendampingi jemaah yang bersangkutan saat wukuf di arafah.

Kata Andi, pendataan ulang oleh bagian kegawatdaruratan untuk jemaah yang diikutkan dalam safari wukuf akan dilakukan pada 29 Agustus 2017. Kemudian, siapa saja jemaah yang akan ikut program ini akan ditetapkan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

"KKHI akan menetapkan pada 30 dan 31 Agustus sampai detik-detik akhir last minutes sebelum berangkat. Karena bisa saja yang tadi sakit sudah sehat, dan ada juga yang bertambah parah," katanya.

Sementara visitasi akhir di RSAS Mekah untuk memastikan jemaah yang akan diikutkan dalam safari wukuf dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan Arafah. Ini juga akan menentukan pada menit akhir mana saja jemaah yang harus dibadalhajikan.

Menurut Andi, data yang selalu berubah menjadi pertimbangan utama kenapa kepastikan jemaah yang harus ikut safari wukuf atau badal haji belum bisa ditetapkan.

"Jumlahnya selalu berubah. Angka kematian meningkat, tapi tidak bisa disamakan dengan tahun lalu. Karena sekarang jumlah jemaah 221 ribu. Apalagi menghabiskan jemaah dengan usia diatas 70 tahun," katanya.

Andi menegaskan, meski jemaah lansia menjadi perhatian khusus, tapi tidak semua jemaah lansia ini harus ikut safari wukuf. Karena itu, petugas kloter diminta untuk selalu memantau kesehatan jemaah lansia. Ini agar saat wukuf, jemaah lansia tetap siap. (sumber)

Home | UD Paju Marbun | Sultan Group | IMECH | BeritaDekhoCom | TobaPosCom | KBAA

0 comments:

Posting Komentar

Featured News

PHA3M Home | UD Paju Marbun | Sultan Group | IMECH | BeritaDekhoCom | TobaPosCom | © 2014 - Designed by Templateism.com, Distributed By Templatelib